Diabetes adalah kelainan
metabolisme tubuh dalam mengurai karbohidrat, yang ditandai dengan kenaikan
gula darah dan kurangnya kadar insulin maupun kurangnya kerja insulin di dalam
tubuh. Level gula darah adalah konsentrasi gula di dalam darah, perhitungannya
adalah per milligram per desiliter ( 70 mg -110 mg/dlt adalah ukuran normal).
Insulin yang bekerja mengatur keseimbangan kadar gula di dalam darah setiap
waktu, meskipun gula darah terutama sesudah makan cenderung berubah.
Pada penderita diabetes, mekanisme kerja insulin tidak berfungsi
sepenuhnya, dan mengakibatkan
kenaikan gula darah yang tidak terkontrol, dan bila sudah mencapai kadar 600 mg/dlt akan sangat membahayakan bila tidak ditangani secara medis.
kenaikan gula darah yang tidak terkontrol, dan bila sudah mencapai kadar 600 mg/dlt akan sangat membahayakan bila tidak ditangani secara medis.
Semua jenis diabetes mellitus memiliki gejala yang mirip dan komplikasi
pada tingkat lanjut.Hiperglisemia sendiri dapat menyebabkan dehidrasi dan
ketoasidosis. Komplikasi
jangka lama termasuk penyakit
kardiovaskular (risiko ganda), kegagalan kronis
ginjal
kerusakan saraf yang dapat
menyebabkan impotensi dan gangren dengan risiko amputasi. Komplikasi yang lebih
serius lebih umum bila kontrol kadar gula darah buruk
Diabetes mellitus (DM) (dari kata Yunaniδιαβαίνειν, diabaínein,
"tembus" atau "pancuran air", dan kata Latinmellitus,
"rasa manis") yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah penyakit yang
ditandai dengan hiperglisemia (peningkatan
kadar gula
darah) yang terus-menerus dan bervariasi, terutama setelah makan. Sumber
lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronik
disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan pembuluh
darah, disertai lesi
pada membran basalis dalam
pemeriksaan dengan mikroskop elektron.
Insulin adalah salah satu
hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab untuk mengontrol
jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah (memproses)
karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia. Hormon
insulin berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.
Tanda-Tanda DM :
- Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak
(Polyuria)
- Sering
atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
- Lapar
yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
- Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
- Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
- Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak
tangan & kaki
- Cepat
lelah dan lemah setiap waktu
- Mengalami
rabun penglihatan secara tiba-tiba
- Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
- Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.
Tipe Diabetes Melitus
1. Diabetes
mellitus tipe 1
Diabetes tipe 1
adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh kekurangan hormon
insulin,dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Hal
ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans
pankreas.Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita, anak-anak dan remaja.
Sampai saat ini,
Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan pemberian therapi insulin
yang dilakukan secara terus menerus berkesinambungan.Riwayat keluarga, diet dan
faktor lingkungan sangat mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1. Pada
penderita diebetes tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor
kadar gula darahnya, sebaiknya menggunakan alat test gula darah. Terutama pada
anak-anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi, sering
muntah dan mudah terserang berbagai penyakit.
Diabetes mellitus
tipe 1 — dulu disebut insulin-dependent diabetes (IDDM, "diabetes
yang bergantung pada insulin"), atau diabetes anak-anak, dicirikan dengan
hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas
sehingga terjadi kekurangan insulin pada tubuh. Diabetes tipe ini dapat
diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.
Sampai saat ini
diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah.Diet dan olah raga tidak bisa menyembuhkan
ataupun mencegah diabetes tipe 1.Kebanyakan penderita diabetes tipe 1 memiliki
kesehatan dan berat badan yang baik saat penyakit ini mulai dideritanya.Selain
itu, sensitivitas maupun respons tubuh terhadap insulin umumnya normal pada penderita
diabetes tipe ini, terutama pada tahap awal.
Penyebab terbanyak
dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1 adalah kesalahan reaksi
autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas.Reaksi autoimunitas tersebut
dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh.
Saat ini, diabetes
tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin, dengan pengawasan yang
teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat monitor pengujian
darah.Pengobatan dasar diabetes tipe 1, bahkan untuk tahap paling awal
sekalipun, adalah penggantian insulin.Tanpa insulin, ketosis
dan diabetic ketoacidosis bisa menyebabkan koma
bahkan bisa mengakibatkan kematian. Penekanan juga diberikan pada penyesuaian
gaya hidup (diet dan olahraga). Terlepas dari pemberian injeksi pada umumnya,
juga dimungkinkan pemberian insulin melalui pump,
yang memungkinkan untuk pemberian masukan insulin 24 jam sehari pada tingkat
dosis yang telah ditentukan, juga dimungkinkan pemberian dosis (a bolus)
dari insulin yang dibutuhkan pada saat makan. Serta dimungkinkan juga untuk
pemberian masukan insulin melalui "inhaled powder".
Perawatan diabetes
tipe 1 harus berlanjut terus. Perawatan tidak akan mempengaruhi
aktivitas-aktivitas normal apabila kesadaran yang cukup, perawatan yang tepat,
dan kedisiplinan dalam pemeriksaan dan pengobatan dijalankan. Tingkat Glukosa
rata-rata untuk pasien diabetes tipe 1 harus sedekat mungkin ke angka normal
(80-120 mg/dl, 4-6 mmol/l).Beberapa dokter menyarankan sampai ke 140-150 mg/dl
(7-7.5 mmol/l) untuk mereka yang bermasalah dengan angka yang lebih
rendah.seperti "frequent hypoglycemic events". Angka di atas 200
mg/dl (10 mmol/l) seringkali diikuti dengan rasa tidak nyaman dan buang air
kecil yang terlalu sering sehingga menyebabkan dehidrasi. Angka di atas 300
mg/dl (15 mmol/l) biasanya membutuhkan perawatan secepatnya dan dapat mengarah
ke ketoasidosis. Tingkat glukosa darah yang rendah, yang disebut hypoglycemia,
dapat menyebabkan kejang atau seringnya kehilangan kesadaran.
2. Diabetes
mellitus tipe 2
Diabetes tipe 2
adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan
semestinya, dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(NIDDM). Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan seperti kecacatan dalam
produksi insulin, resistensi terhadap insulin atau berkurangnya sensitifitas
(respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan
meningkatnya kadar insulin di dalam darah.
Ada beberapa teori
yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap insulin, diantaranya
faktor kegemukan (obesitas). Pada penderita diabetes tipe 2, pengontrolan kadar
gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan seperti diet, penurunan
berat badan, dan pemberian tablet diabetik. Apabila dengan pemberian tablet
belum maksimal respon penanganan level gula dalam darah, maka obat suntik mulai
dipertimbangkan untuk diberikan.
Diabetes mellitus
tipe 2 — dulu disebut non-insulin-dependent diabetes mellitus (NIDDM,
"diabetes yang tidak bergantung pada insulin") — terjadi karena
kombinasi dari "kecacatan dalam produksi insulin" dan
"resistensi terhadap insulin" atau "berkurangnya sensitifitas
terhadap insulin"(adanya defek respon jaringan terhadap insulin)yang
melibatkan reseptor insulin di
membran sel. Pada tahap awal abnormalitas yang paling utama adalah berkurangnya
sensitifitas terhadap insulin, yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin
di dalam darah. Pada tahap ini, hiperglikemia dapat diatas dengan berbagai cara
dan Obat Anti Diabetes yang
dapat meningkatkan sensitifitas terhadap insulin atau mengurangi produksi
glukosa dari hepar, namun semakin parah penyakit,
sekresi insulinpun semakin berkurang, dan terapi dengan insulin kadang
dibutuhkan. Ada beberapa teori yang menyebutkan penyebab pasti dan mekanisme
terjadinya resistensi ini, namun obesitas sentral (fat
concentrated around the waist in relation to abdominal organs, not it seems,
subcutaneous fat) diketahui sebagai faktor predisposisi terjadinya resistensi
terhadap insulin, mungkin dalam kaitan dengan pengeluaran dari adipokines ( nya suatu kelompok
hormon) itu merusak toleransi glukosa. abdominal gemuk Adalah terutama aktip
hormonally. Kegendutan ditemukan di kira-kira 90% dari pasien dunia
dikembangkan mendiagnose dengan jenis 2 kencing manis. Lain faktor boleh meliputi
mengeram dan sejarah keluarga, walaupun di dekade yang ter]akhir [itu] telah
terus meningkat mulai untuk mempengaruhi anak remaja dan anak-anak.
Diabetes tipe 2
boleh pergi tak ketahuan bertahun-tahun dalam suatu pasien [sebelum/di depan]
hasil diagnosa [sebagai/ketika] gejala yang kelihatan adalah secara khas lembut
atau yang tidak ada,, tanpa ketoacidotic,
dan dapat sporadis.. Bagaimanapun, kesulitan yang menjengkelkan dapat
diakibatkan oleh jenis tak ketahuan 2 kencing manis, termasuk kegagalan
yang berkenaan dengan ginjal, penyakit yang vaskuler ( termasuk penyakit
nadi/jalan utama serangan jantung), visi merusakkan, dan lain lain
3. Diabetes mellitus gestasional
Kencing manis
mellitus gestasional ( gestational kencing manis mellitus, GDM) juga
melibatkan suatu kombinasi dari kemampuan reaksi dan pengeluaran hormon insulin
yang tidak cukup, menirukan jenis 2 kencing manis di beberapa pengakuan. [Itu]
kembang;kan selama kehamilan dan boleh meningkatkan atau menghilang lenyap
setelah penyerahan. Sungguhpun mungkin saja penumpang sementara, gestational
kencing manis boleh merusakkan kesehatan dari janin atau ibu, dan sekitar
20%–50% dari wanita-wanita dengan kencing manis gestational kembang;kan jenis 2
kencing manis kemudian (dalam) hidup.
Gestational kencing
manis mellitus (GDM) terjadi di sekitar 2%–5% dari semua pregnancies. [Itu] adalah
temporer dan secara penuh bisa perlakukan tetapi, tidak diperlakukan, boleh
menyebabkan permasalahan dengan kehamilan, termasuk macrosomia( kelahiran yang
tinggi menimbang), bentuk cacad hal-hal janin dan penyakit jantung sejak lahir.
[Itu] memerlukan pengawasan hati-hati yang medis sepanjang kehamilan.
Fetal/Neonatal
resiko yang dihubungkan dengan GDM meliputi keganjilan sejak lahir seperti
berhubungan dengan jantung, sistem nerves yang pusat, dan
[sebagai/ketika/sebab] bentuk cacad otot. Yang ditingkatkan hormon insulin
hal-hal janin boleh menghalangi sindrom kesusahan dan produksi surfactant
penyebab hal-hal janin yang berhubung pernapasan.Hyperbilirubinemia boleh
diakibatkan oleh pembinasaan sel darah yang merah.Di kasus yang menjengkelkan,
perinatal kematian boleh terjadi, paling umum sebagai hasil kelimpahan
placental yang lemah/miskin dalam kaitan dengan perusakan/pelemahan yang
vaskuler.Induksi/Pelantikan mungkin ditandai dengan dikurangi placental
fungsi.Bagian Cesarean mungkin dilakukan jika ditandai kesusahan hal-hal janin
atau suatu ditingkatkan resiko dari luka-luka/kerugian dihubungkan dengan
macrosomia, seperti bahu dystocia.
Penyebab Diabetes Melitus
Pembentukan diabetes yang penting adalah dikarenakan kurangnya produksi insulin (diabetes
mellitus tipe 1, yang pertama dikenal), atau kurang sensitifnya jaringan tubuh
terhadap insulin (diabetes mellitus tipe 2, bentuk yang lebih umum).Selain itu,
terdapat jenis diabetes mellitus yang juga disebabkan oleh resistansi insulin
yang terjadi pada wanita hamil.Tipe 1 membutuhkan
penyuntikan insulin, sedangkan tipe 2 diatasi dengan pengobatan oral dan hanya
membutuhkan insulin bila obatnya tidak efektif.Diabetes mellitus pada kehamilan
umumnya sembuh dengan sendirinya setelah persalinan.
Pemahaman dan partisipasi pasien sangat penting karena tingkat glukosa
darah berubah terus, karena kesuksesan menjaga gula darah
dalam batasan normal dapat mencegah terjadinya komplikasi diabetes. Faktor
lainnya yang dapat mengurangi komplikasi adalah: berhenti merokok, mengoptimalkan kadar kolesterol,
menjaga berat tubuh yang stabil,
mengontrol tekanan darah tinggi, dan melakukan olah raga teratur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar